Wujud Pelanggaran Kesantunan Tuturan Manyambati dalam Bahasa Banjar
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tuturan manyambati dalam bahasa Banjar. Masalah yaitu bagaimana wujud pelanggaran kesantunan berbahasa tuturan manyambati dalam bahasa Banjar.Tujuan penelitian mendeskripsikan wujud pelanggaran kesantunan berbahasa tuturan manyambati dalam bahasa Banjar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan tiga langkah kerja yaitu tahap penyedian data, analisis data, dan penyajian data.Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik rekam dan dokumentasi.Waktu pengambilan data dari bulan Januari 2019 s.d Maret 2019. Tempat dan sumber data adalah tuturan masyarakat di Banjarmasin, Banjar baru, dan Martapura. Data berasal tuturan masyarakat Analisis data dilakukan berdasarkan teori tindak tutur Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan teknik interpretatif. Hasil analisis data disajikan dengan kata-kata biasa. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa wujud pelanggaran kesantunan berbahasa tuturan manyambati dalam bahasa Banjar terdiri atas manyambati dengan penyebutan kekurangan fisik, pekerjaan negatif, nama orang tua dan benda kotor.Keempat maksud tuturan manyambati ini telah melakukan pengancaman muka kepada mitra tutur.Penutur telah melanggar prinsip kesantunan berbahasa.
This study aims to present manyambati utterances in the Banjarese language. The problem is how does the form of violations of politeness utterance manyambati in Banjar language. The purpose of this study is to describe the form of violation of politeness utterance manyambati in Banjar language. It is a qualitative study using a descriptive method. This study uses three steps of work, they are providing data, analyzing data, and presenting data. The technique used in data collection is recording and documentation. The data are taken from January 2019 to March 2019. The place and source of data are taken from people who live in Banjarmasin, Banjarbaru, and Martapura. To analyze the data this study uses the speech act theory. This study uses a descriptive and interpretative technique. The result of data analysis is presented in common words. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the form of violations of politeness utterance manyambati in Banjar language consists of mentioning someone's physical deficiency, negative work, names of parents, and dirty objects. These four manyambati utterances have already threatened someone's dignity. The speaker has already violated the principal politeness language.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfia, A. M. dkk. (2014). Pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan dalam acara pas mantap di trans 7. BASASTRA, 2(3), 1–18.
Aslinda dan Syafyah. (2010). Pengantar sosiolingistik. Malang: PT. Refika Aditama.
Baryadi P.I. (2012). Bahasa, kekuasaan, dan kekerasan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Cahyaningrum, D. (2014). “Kesantunan berbahasa siswa dalam konteks negosiasi di sekolah menengah atas.” Pena Indonesia, 4(1), 1–23.
Chaer, A. (2012). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka.
Chaer dan Agustina. (2012). Sosiolinguistik. Rineka.
Fatimah, D. (2010). Metode linguistik: Ancangan metode penelitian dan kajian. Bandung: PT Eresco.
H.G, T. (2009). Kajian pragmatik. Bandung: Angkasa.
Nadar F.X. (n.d.). Pragmatik dan penelitian pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ningtyas L F. (2018). Pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan dalam kumpulan cerpen "Malam Terakhir" Karya Leila S. Chudori. Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nugraheni M.W. (2015). Pelanggaran prinsip kerjasama dan kesantunan berbahasa siswa terhadap guru melalui tindak tutur verbal di SMP Ma’arif Tlogomulyo-Temanggung (KajianSosiopragmatik). TRANSFORMATIKA, 11(2), 108. https: //jurnal.untidar.ac.id/index.php/transformatika/article/view/217
Nurjamily, W. . (2015). Kesantunan berbahasa Indonesia dalam lingkungan keluarga (kajian sosiopragmatik). Humanika, 15(3). http: //ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/608.
Pranowo. (2012). Berbahasa secara santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosada, A. (2016). Analisis kesantunan berbahasa dalam film "Ayat-Ayat Cinta" karya Hanung Bramantyo sebagai suatu kajian pragmatik. Mataram: Universitas Mataram.
Rusminto. (2009). Analisis wacana Indonesia. Lampung: Universitas Lampung.
Siti, F. (2018). Pelanggaran prinsip kesantunan dalam sastra lisan madihin. Kredo, 1(2), 36–42. http: //garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/10320
Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Supriyono. (2014). Pelanggaran kesantunan berbahasa dalam dialog ujian skripsi di STIKIP PGRI Bandar Lampung. Lentera, 1(1), 2.
Wahidah Y L dan Wijaya H. (2017). analisis kesantunan berbahasa menurut leech pada tuturan berbahasa Arab guru pondok pesantren Ibnul Qoyyim Putra". Al. Bayan, 9(1), 2. http: //garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/5890
Yusri. (2016). Ilmu pragmatik. Yogyakarta: Deepunlish.
Zamzani. (2007). Sosiopragmatik. Jakarta: Cipta Pustaka.
DOI: https://doi.org/10.26499/und.v16i1.1738
Refbacks
- There are currently no refbacks.