Keragaman Nama Kuliner Banjar Berdasarkan Geografi Lokal
Abstract
Masalah penelitian adalah bagaimana keberagaman nama kuliner Banjar berdasarkan geografis lokal dan hubungannya dengan makna ekokultural masyarakat setempat. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan keberagaman nama kuliner Banjar berdasarkan geografis lokal dan hubungannya dengan makna ekokultural masyarakat setempat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik penelitian adalah studi pustaka, catat, dan observasi. Sumber data primernya adalah informan yang berasal dari masyarakat Banjar yang mengetahui tentang kuliner Banjar. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data mengenai kuliner Banjar secara umum. Penyuntingan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian secara khusus, yaitu berdasarkan kuliner khas di wilayah-wilayah kabupaten di Kalimantan Selatan. Dilakukan penyajiandata yang meliputi diversifikasi kuliner berdasarkan geografis lokal wilayah . Kemudian dilakukan analisis data dengan menghubungkan nama kuliner Banjar yang sesuai dengan geografis wilayah dengan makna ekokultural masyarakat Banjar setempat.Analisis data menggunakan perspektif antropolinguistik.Alasannya adalah penelitian menghubungkan bahasa dengan budaya. Hasil penelitian mendeskripsikan nama-nama kuliner Banjar yang tersebar di beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan meliputi wilayah 1) Kabupaten Banjar seperti itik gambut’itik gambut’ 2) Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri atas katupat kandangan’ketupat kandangan’3) Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdiri atas apam barabai’apem barabai’ dan lain-lain. Keberagaman nama kuliner Banjar ini berdasarkan geografi lokal dalam hubungannya dengan makna ekokultural masyarakat Banjar meliputi nilai kreatif dan ekonomis. Simpulan, yaitu dibalik nama kuliner tersimpan makna adanya pelaksanaan nilai kearifan kreatif dan ekonomis yang mampu diwujudkan oleh masyarakat Banjar dalam kehidupan sosial budaya sehari-hari hasil dari pemanfaatan sumber daya yang terdapat di sekitar lingkungan atau di luar lingkungan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustiningsih, D.D, & Rostiyati. (2018). Alam Papasangan: Representasi Nilai Kasundaan dalam Poko Jampe. Metalingua, 16(2), 167--178.
Asyura, Muhammad. (2018). Analisis Konten Lagu Melayu Tradisional dan Modern (Pemaknaan Lirik-lirik Lagu Melayu Kalimantan Barat. Tuah Talino, 13(2), 66–77.
Edraswara, Suawardi. (2018). Metodologi Penelitian Gastronomi Sastra. Textium.
Ermitati. (2018). Pengungkapan Budaya Suku Duano melalui Bahasa Melayu Duano. Kekelpot, 14, 41–48.
Harimansyah, Ganjar. (2017). Pedoman Konservasi dan Revitalisasi Bahasa. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hastianah. (2016). Nuansa Sosiokultural dalam Ungkapan Ajektiva Majemuk Bahasa Makasar: Tinjauan Sosiolinguistik. Sawerigading, 22(2), 401--413.
Koentjaraningrat. (2014). Pengantar Antropologi. Rineka Cipta.
Kurnianto, E.A. (2020). Kearifan Lokal dalam ParikanTari Topeng Lengger Wonosobo. Undas, 16(1), 47–64.
Kurniasih, & Nurhidayati. (2020). Kearifan Lingkungan dalam Kumpulan Cerpen Pilangur Salusin Kisdap Banjar. Undas, 16(2), 297–310.
Muhammad, Asyura. (2018). Analisis Konten Lagu Melayu Tradisional dan Modern (Pemaknaan Lirik-lirik Lagu Melayu Kalimantan Barat. Tuah Talino, 13(2), 66--77.
Muhidin, Rahmat. (2019). Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Kakak Beradik Tange dan Berei. Jurnal Lingko, 1(2), 162–175.
Sari, Y.P. (2017). Sajian Kue Banjar 41 macam: Kajian Etnolinguistik. UNDAS, 13(2), 117–128.
Septiana, Dwiana. (2017). Penamaan Kuliner dalam Masyarakat Dayak Maanyan. Suar Betang, 12(1), 15–25.
Sibarani, & Robert. (2004). Antropolinguistik. Moda.
https://www.resepkuerenyah.com/resep-membuat-gangan-paliat-khas-tabalong).
DOI: https://doi.org/10.26499/und.v17i1.3442
Refbacks
- There are currently no refbacks.