Nilai-Nilai Kearifan dalam Dongeng Banjar

NFN Saefuddin

Abstract


Abstrak: Penelitian ini membahas bagaimana dongeng Banjar ditinjau dari perspektif nilai. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tentang dongeng Banjar ditinjau dari perspektif nilai yang digambarkan dalam teks dongeng dan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Dongeng secara umum banyak lahir dari imajinasi manusia atau khayalan manusia tentang kehidupan mereka sehari-hari yang dari waktu ke waktu dapat berubah, bahkan dikurangi dan ditambahkan oleh pemilik cerita sesuai dengan keperluan waktunya. Proses berlangsungnya cerita dongeng di masyarakat menghasilkan, salah satunya ialah sebuah kepercayaan (mitos). Cerita dongeng juga bagi anak di antaranya sebagai alat hiburan dan anak akan mendapatkan pesan serta nilai-nilai cerita dongeng yang akan diingatnya sepanjang masa. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengulas dari perspektif nilai. Penelitian ini menggunakan metode pemaparan atau deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif-kualitatif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi tentang pesan nilai-nilai dalam dongeng. Hasil penelitian memberikan gambaran isi dan nilai-nilai yang disampaikan melalui dongeng Banjar.

Kata kunci: dongeng, perspektif, nilai.


Keywords


dongeng, perspektif, nilai.

Full Text:

PDF

References


Agus Yulianto. (2000). Struktur dalam Fabel Banjar. Balai Bahasa Banjarmasin.

Heddy Ahimsa-Putra. (2005). Kearifan Tradisional dan Lingkungan Fisik. Makalah lokakarya (- (ed.); p. -). Makalah.

Hedy Ahimsa-Putra. (2008). Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan dalam Pemeliharaan Lingkungan Alam, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hedy Ahimsa-Putra. (2005). Kearifan Tradisional dan Lingkungan Fisik. Makalah lokakarya. Kearifan Tradisional Dan Lingkungan Fisik. Makalah Lokakarya, -.

Hutomo, S. S. (1993). “Yang Tidak Abadi adalah yang Abadi; Transformasi Cerita Sarah Wulan.”

Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi Jilid I (-- ed.). Universita Indonesia Press.

Koentjaraningrat. (2000). Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan (- (ed.)). PT Gramedia.

M. Lukman Hakim. (2018). Klasifikasi Tipe dan Motif Cerita Rakyat Gorontalo. Volume 6, Nomor 2, Edisi Desember 2018, ISSN 2354-9521, 6(-), -.

Maranda Eli Kongas, P. M. (1971). Structural Moels in Folklore and Transformational Essays. Lembaga Penelitian UI.

Musfeptial. (2018). Musfeptial. 2018. Peran Cerita Rakyat Dara Muning dalam Pengukuhan Sistem Budaya. Tuah Tulino, 13(2), -.

Ratna, N. K. (2013). (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pustaka Pelajar. -

Saefuddin. (2019). Bentuk-Bentuk Mitos dalam Cerita Rakyat Banjar. Tuah Tulino, 12(-), -.

Sudjana. (2005). Sudjana. 2005. Penelitian Penilaian Pendidikan. Sinar Baru.

Suwardi Endraswara. (2009). Metodologi Penelitian Kebudayaan. FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Tim Penyusun. (2017). Tim Penyusun. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. (- (ed.)). Balai Pustaka.




DOI: https://doi.org/10.26499/und.v17i2.4060

Refbacks

  • There are currently no refbacks.