Kearifan Orang Banjar dalam Cerita Rakyat Kalimantan Selatan “Mencari Ilmu Berumah Tangga”
Abstract
Abstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana kearifan orang Banjar dalam berumah tangga yang tergambar dalam cerita rakyat Kalimantan Selatan “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data primer penelitian ini adalah cerita rakyat Banjar yang berjudul “Mencari Ilmu Berumah Tangga” yang diperoleh dari buku Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Selatan hasil penelitian Drs. Abdurrahman Ismail, dkk. yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara teknik dibaca dan dicatat, yaitu dengan mencatat dan mengkalsfikasi kearifan lokal yang terdapat dalam cerita rakyat “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. Hasil penelitian menunjukkan adanya karifan lokal seperti budaya menuntut ilmu, kesetaraan jender dalam menuntut ilmu, mau bermodal dalam menuntut ilmu, tidak pelit membagi ilmu, tidak memperjualbelikan ilmu dengan cara yang buruk, dan mengaplikasikan ilmu yang berhubungan dengan rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Banjar mengutamakan ilmu dalam setiap sisi kehidupan.
Kata kunci: kearifan lokal, cerita rakyat, ilmu, dan rumah tangga
Abstract: This study aims to describe how the wisdom of the Banjarese in the household is depicted in the South Kalimantan folklore “Mencari Ilmu Berumah Tangga”. The method used in this study is the descriptive method. The primary source of data for this study is Banjar folklore entitled “Mencari Ilmu Berumah Tangga” which was obtained from the South Kalimantan Regional Folklore book researched by Drs. Abdurrahman Ismail, et al. published by the Ministry of Education and Culture. Data collection techniques are used by reading and recording techniques, The results showed that there are local wisdom such as the culture of studying, gender equality in studying, being willing to be capitalized in studying, not being stingy in sharing knowledge, not selling knowledge in a bad way, and applying knowledge related to the household. This shows that Banjarese prioritizes knowledge in every side of life.
Keywords: local wisdom, folklore, knowledge, household
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asnawi. (2020). Kategori dan Fungsi Sosial Teks Cerita Rakyat Mayarakat Banjar Hulu: sebagai Pengukuh Warisan Kebudayaan Lokal Bangsa. Jurnal Sastra Indonesia, 9(3).
Cavallaro, D. (2004). Critical and Cultural Theory. Niagara.
ditpdpontren. (2019). Statistik Data Pondok Pesantren. https://ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/statistik?id=63
Duranti, A. (1997). Lingusitic anthropology. Cambridge University Press.
Hanifah, N. (2010). Penelitian etnografi dan penelitian grounded theory. Akademi Bahasa Asing Borobudor.
Haviland, W. A. (1984). Antropologi. Jilid 1. Erlangga.
Hestiyana, H. (2018). Tema dan Amanat Cerita Rakyat di kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Sirok Bastra, 2(2). https://doi.org/10.37671/sb.v2i2.44
Hidayatullah, D. (2017). Legenda Datu Kabul dan mesjid Sungai Banar: Analisis motif dan keramat. Undas, 13(1), 35–47. https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/issue/archive
Hidayatullah, D. (2020). Legenda Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Pengaruhnya pada Masyarakat Banjar. UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra, 16(2), 169. https://doi.org/10.26499/und.v16i2.2838
Hidayatullah, D. (2021). Mitos dan Banjir. UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra, 17(2), 227–242. https://doi.org/10.26499/und.v17i2.4074
Ismail, A., Maswan, S., Lambut, M. P., Soenarto, & Umar, R. R. (1981). Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keesing, R. (1992). Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Erlangga.
Koentjaraningrat. (2014). Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta.
Laila. (2014). Fungsi Cerita Riwayat Datu Sanggul Bagi Masyarakat Banjar. In D. Hidayatullah, Saefuddin, W. Rakhman, & N. Kurniasih (Ed.), Bunga Rampai Sastra tahun 2014 (1 ed., hal. 20–41). Balai Bahasa Kalimantan Selatan.
Laila, L. (2021). Representasi Budaya bagi Masyarakat Banjar dalam Cerita Rakyat Kisah Patih Empat. Kelasa, 15(2). https://doi.org/10.26499/kelasa.v15i2.115
Morris, B. (2003). Antropologi Agama. AK Grup.
Patricia, N. T. (2019). Nilai-Nilai Didaktis Dalam Cerita Rakyat “Putri Gumbili Dengan Bambang Haruman.” UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra, 15(1), 19. https://doi.org/10.26499/und.v15i1.1462
Ratna, N. . (2017). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-Unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Pustaka Pelajar.
Saefuddin. (2019). Bentuk-Bentuk Mitos dalam Cerita Rakyat Banjar. Tuah Tulino, 12.
Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi. PT. Tiara Wacana Yogya.
Yulianto, A. (2000). Struktur dalam Fabel Banjar. Balai Bahasa Banjarmasin.
Yulianto, A. (2006). Tokoh Mitos dan Legendaris dalam Sastra Daerah Banjar: Suatu Analisis Semiotik.
Yulianto, A., Saefudin, & Hidayatullah, D. (2020). Sage Banjar Folklore as a Medium of Character Education in South Kalimantan. In W. Striełkowski (Ed.), Proceedings of the International Joint Conference on Arts and Humanities (IJCAH 2020) (hal. 389–392). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/assehr.k.201201.070
DOI: https://doi.org/10.26499/und.v18i2.5358
Refbacks
- There are currently no refbacks.