PANTANGAN DALAM PEMBUKAAN LAHAN PERTANIAN MASYARAKAT DAYAK HALONG
Abstract
Abstrak: Pantangan merupakan bentuk kearifan lokal dalam suatu masyarakat tradisional. Pantangan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berlangsung di dalam masyarakat. Sebagian masyarakat di daerah memiliki pantangan yang satu sama lainnya memiliki kesamaan dan perbedaan. Keragamaan itu merupakan ciri daerah masing-masing, termasuk pantangan yang terdapat dalam masyarakat Dayak Halong di antaranya ketika mereka menerapkan tatacara pembukaan lahan pertanian. Hal-hal yang melingkupi tatacara itu semua, mereka taati bersama dalam aturan adat atau disebut pantangan. Berdasarkan uraian itu, masalah dalam penelitian ini apakah pantangan masih terdapat dalam masyarakat adat Dayak Halong sebagai masyarakat yang masih mempertahankan adat sebagai bentuk kearifan lokal yang berlangsung dalam masyarakat tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi mengenai adat pantangan sebagai bentuk kearifan lokal yang berlangsung dalam masyarakat setempat. Hasil penelitian ini akan memperoleh gambaran tentang jenis kearifan lokal mengenai pantangan dalam bidang pertanian dalam masyarakat Dayak Halong di Kabupaten Balangan.
Kata kunci: Pantangan, lahan pertanian, dan Dayak Halong
Abstract: Various kinds of prohibitions is one of local wisdom in traditional society. It has close relation with myth that happens in the society. Some local people have various kinds of prohibitions; it can be same or different one to another. That variation is the characteristic of each place including various kinds of prohibitions that live in the society, one of them is Dayak Halong when they apply the customs and manners of land clearing. All those customs and manners are obeyed by all people in the form of tradition arrangement or they call it various kinds of prohibitions. Base on the explanation above the problem in this study is whether various kind of prohibitions is still live in the tradition of Dayak Halong society as the form of local wisdom that happens in that society. This study uses descriptive qualitative method. Descriptive method is a method to get information about the conservation of various kinds of prohibitions as a form of local wisdom that lives in the society. This study will get a description of local wisdom about various kinds of prohibitions in the farm in Dayak Halong society at Balangan Regency.
Key words: Various kind of prohibitions, land clearing, Dayak Halong.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Cassirer, Ernst. 1990. “Mitos dan Religi” dalam Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia. Jakarta : PT Gramedia.
Daud, Alfani. 1997. Islam dan Masyarakat Banjar, Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta : Grafiti.
Dyson, Laurentius dkk. 2012. Sejarah dan Mitologi Suku Asli Kalimantan Timur. Surabaya : Citra Wacana.
Eliade, Mircea, 2011. ”Myth and Reality”, dalam A Reader in Classical Theory for the Study of Religions in Indonesia, Molume 3, ICRS-UGM: Yogyakarta.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Harsojo. 1988. Pengantar Antropologi.Jakarta.https://idwikipedia.org/wiki/pantang.
Ibrahim.2012.Pantang Larang Masyarakat MelayuKabupaten Kapuas Hulu. Pontianak: Balai Pelestarian Nilai Budaya, Kalimantan Barat
Karsana, Deni. 2014. Mengungkap Fenomena Budaya Pantangan dalam Etnik Kili: Jendela Pemahaman Budaya Melalui Bahasa. Proceding “Fenomena Bahasa dalam Masyarakat Urban”. Surabaya: Airlangga University Press.
Laksono, P.M. dkk. 2000. Perempuan di Hutan Mangrove: Kearifan Ekologis Masyarakat Papua.Yogyakarta : Galang Press.
Liliweri, Alo. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung : Nusa Media.
Naess, Arne dan Bob Jickling, “ Deep Ecology and Education: A Conversation with Arne Næss”, Canadian Journal of Environmental Education (CJEE), Vol 5, No 1 - 2000, http://cjee.lakeheadu.ca/index.php/ cjee/article/view/300.
Sartini, 2009. Mutiara Kearifan Lokal Nusantara. Kepel Press: Yogyakarta.
Sartini, 2009. “Kearifan Ekologis sebagai Implementasi Pandangan Organistik Holistik (Studi Kasus Masyarakat Hutan Adat Wonosadi Ngawen Gunung Kidul)”, Laporan Penelitian, Fakultas Filsafat UGM: Yogyakarta.
Semi, M. Atar. 1990. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Sisva, Maryadi. 2015. Mitos dan Pelestarian Lingkungan.Pontianak: Balai Pelestarian Nilai Budaya, Kalimantan Barat.
Stepanus, Ahadi Sulissusiawan. Pantang Larang Masyarakat Dayak Sungkung Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang (Suatu Kajian Sosiolinguistik), dalam http// jurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticleviewFile59806063 di akses 9 Februari 2016.
Tim Penyusun. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional.
Van Peursen, CA. 1992. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius.
DOI: https://doi.org/10.26499/und.v12i1.548
Refbacks
- There are currently no refbacks.